Dampak Buruk Artikel Spinner: Resiko Etika dan Realita

Dampak buruk artikel Spinner – Artikel di era industri 5.0 ini memang sangat penting. Karena basic (dasar) sebuah konten rata-rata adalah artikel. Entah itu konten penjualan, penguatan citra (branding), ataupun strategi marketing lainnya. Memang sih, kadang juga video, foto, ataupun media lain juga ikut. Namun yang paling mendasar adalah artikel atau konten teks.

Pada dasarnya, artikel adalah sebuah karya tulis yang dasarnya ‘mengolah kata’. Semakin baik seseorang mengolah kata, semakin baik juga hasil artikel yang dibuat. Akhir-akhir ini, marak penggunaan Spinner Artikel untuk memudahkan pembuatan artikel.

Apa itu Artikel Spinner

Gampangnya, artikel spinner adalah artikel yang dibuat dengan tools tertentu untuk menciptakan modifikasi artikel yang beda namun tetap memiliki makna yang sama. Bila disebut unique secara mesin mungkin bisa saja. Namun secara etika cipta, tentu artikel spinner tidaklah bisa disebut unik ataupun orisinil.

Alasannya sederhana, “Unik artinya lain daripada yang lain.”

Artikel Spinner mungkin secara mesin (tools plagiarism) itu unik, namun tidak secara etika. Karena metodenya hanya mengubah kata yang mengandung sinonim atau merubah susunan katanya. Sehingga, boleh dikatakan tetap copy paste, hanya saja dilakukan dengan mediasi dari teknologi pihak ketiga.

Unik dan orisinil itu pada hakikatnya memberdayakan otak dalam proses penciptaan. Meski sebuah kalimat hampir sama, namun “jika ditulis oleh orang yang beda dengan maksud beda pula”, maka itu bisa dikatakan orisinil atau unik secara etika. Meskipun ketika dicek ternyata sedikit mengandung plagiasi.

Pada dasarnya, menggunakan artikel spinner itu urusan masing-masing. Apalagi untuk men-spin artikel sendiri. Tidaklah masalah sama sekali. Namun jika yang di-spinner adalah artikel orang lain, maka hal tersebutlah yang—secara etika boleh dipermasalahkan.

Etika Artikel Spinner dari Orang Lain

Pada dasarnya, tools spinner tidaklah bermasalah. Karena banyak orang yang butuh tools ini untuk karyanya sendiri. Namun yang bermasalah adalah ketika tool spinner digunakan untuk jiplak karya orang agar orisinil.

Baca juga:  Ukuran KTP Standar Indonesia dan Dunia dalam MM, CM, Pixel

1. Jika Tetap Copy Paste, Tetap Mencuri

Analogi yang paling sederhana adalah, “Anda mencuri motor seseorang, terus Anda modifikasi agar tampil beda. Ya sama saja itu tetap motor curian.”

Anda mencuri artikel dari orang, terus Anda modifikasi, tetap namanya artikel curian. Simple kan? Sehingga, permasalahannya bukan pada proses spinnernya. Akan tetapi hasil artikelnya. Apapun hasilnya, jika dicopy paste, ya namanya curian. Sama saja.

Tentu orang tidaklah peduli akan hal ini. Menganggap hal tersebut sah-sah saja. Toh juga banyak yang melakukan. Jika seperti itu cara berpikirnya, maka tidak ada yang bisa melarang lagi. Jika mikirnya seperti itu, maka tidak ada lagi ruang bagi ‘penghargaan karya’.

2. Rewrite juga Sama Dong?

Rewrite adalah proses menulis ulang sebuah artikel dari sumber aslinya. Jika dikatakan orisinil, bisa saja. Asalkan:

Lho, kayak nulis artikel biasa dungs? Ya seperti itulah etikanya jika memang ingin artikel tidak dituduh sebagai artikel copy paste secara etika dan realita. Jika artikel dibuat dengan copas dan mengubah satu dua saja, ya sama saja kayak spinner. Sehingga harus ada intervensi ide dari otak agar rewrite bisa dibenarkan.

Namun tetap boleh menggunakan gaya penulisan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

Sehingga tetap tidak ada unsur copy paste dari ATM ini. Copy paste dalam ranah akademis maupun bisnis tetaplah pelanggaran. Entah pelanggaran etika maupun realita (hukum yang berlaku).

3. Bikin Orang Jengkel dan Marah

Etika selanjutnya adalah etika yang rasional. Siapa sih yang tidak marah ketika karyanya dicuri? Pasti akan marah! Lha wong susah-susah buat, eh tau-tau ada orang gabut, malas, main asal nyuri aja.

Orang yang sangat geram, tidak akan tinggal diam ketika karyanya dijiplak. Bisa sampai lapor polisi. Namun di dalam internet ini, memang kadang tidak begitu parah. Sudah sangat maklum dan biasa yang namanya pencurian artikel.

Kadang, ada artikel bagus dari blog yang biasa saja. Karena artikel blog tersebut belum kuat optimasi offpage-nya maka lama ter-crawl Google. Akhirnya ada seseorang yang memiliki blog bagus, comot artikel tersebut. Akhirnya yang page one adalah blog yang dimiliki pencuri tadi. Apakah hal tersebut bukan sebuah pelanggaran?

Baca juga:  Jenis Keyword (Kata Kunci) untuk Penulisan Artikel SEO

Tentu saja hal tersebut adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi. Ada orang yang capek-capek nulis dari pengalaman. Namun ada orang malas, terus copas, akhirnya yang dapat untung orang yang copas tersebut. Hal ini sama pada kasus, ada mahasiswa capek penelitian, eh yang dapat gelar dosennya. Maaf canda..

Sehingga, ketika Anda comot artikel orang, meski di-spinner ataupun tidak, maka Anda telah menyakiti orang lain. Anda telah berbuat yang tidak benar. Sehingga apa sih kebanggaan Anda jika berprestasi atas karya orang lain?

Dampak Buruk Artikel Spinner dari Orang Lain

Setelah mengkaji etika, kami akan mengkajinya secara realita. Realita artikel spinner itu tidak baik untuk semua blog atau website. Apalagi jika spinnernya tidak readable. Artikel yang dibaca, malah membuat orang bingung.

1. UX (SEO Modern)

User Experience adalah pengalaman (sensasi) yang dirasakan oleh seseorang ketika menggunakan produk digital. Salah satunya adalah website dan artikel. Sebaik apapun tools Spinner, maka hasilnya adalah artikel spinner.

Tidak ada jaminan tetap enak dibaca. Bahkan artikel spinner dijamin jauh lebih buruk dari artikel sumber. Karena kadang ada kalimat yang tidak sesuai, namun dipaksakan. Apalagi jika yang membuat artikel spinner itu pemalas sejati!

Dampak buruk artikel Spinner dalam hal ini adalah membuat UX blog kamu akan menurun. Sehingga ketika orang membuka blog kamu, mereka akan merasakan ketidakselarasan susunan kata di beberapa kalimat. Hal ini yang membuat blog kamu akan ditinggalkan dan tidak recommended.

Maka dari itu, sebisa mungkin hindari menggunakan tools spinner dan copas artikel orang lain. Belajarlah menulis jika ingin membuat konten. Jika tidak, cari penulis dari teman-teman Anda. Jika tidak, cari jasa penulis artikel yang recommended.

2. Buruk untuk Bisnis

Jauh lebih tepat bila dikatakan “Beresiko”. Karena meski artikel Anda aman dari plagiarism ataupun DMCA, belum tentu pengunjung website Anda merasakan kepuasan. Jauh lebih buruk jika penulis aslinya tahu jika artikel di website bisnis Anda ternyata copas.

Tidak hanya artikel Anda yang akan dicap buruk, akan tetapi bisnis Anda juga akan terbawa. Maka dari itulah, jauh lebih baik tulis Artikel Anda sendiri. Itu jauh lebih (meskipun artikel Anda kurang enak dibaca). Karena Dampak buruk artikel Spinner yang satu ini sangatlah berbahaya.

Baca juga:  ChatGPT Open AI? Komitmen SIPWriter Menghadapi Kecerdasan Buatan

3. Dampak SEO secara Teknis

Dampak buruk artikel Spinner selanjutnya adalah tidak baik untuk SEO. Dampak ini saya dapatkan dari sumber-sumber blog di internet. Katanya sih, bisa ditendang oleh Google. Sehingga, blog kamu tidak bisa muncul di halaman pencarian.

Dampak terakhir ini kami rasa tidak berlaku untuk website yang sudah sangat besar. Sekelas website berita nasional maupun platform menulis banyak orang. Karena website seperti itu memang memiliki kredibiltas lebih tinggi di mata robot Crawl.

Namun jika itu adalah website Anda sendiri, maka tidak mustahil jika artikel Spinner bisa membuat blog Anda terhempas dan sulit page one. Dari pengalaman yang pernah kami alami, ada beberapa hal yang sulit dijelaskan:

Maka dari itu, pastikan maksimalkan konten orisinil Anda dengan pastikan pengunjung website Anda puas dengan konten yang Anda miliki. Maka dari itu, jangan copy paste dan jangan spin artikel milik orang lain.

Manfaatkan Jasa Penulis Artikel

Daripada Anda spinner artikel dan melakukan pencurian, lebih baik gunakan jasa penulis artikel. Namun tetap, jangan sembarangan memilih jasa penulis artikel. Banyak penulis artikel yang menggunakan spinner juga.

Sehingga, sama-sama mencuri juga, namun diperjualbelikan. Pastikan Anda melihat dulu contoh-contoh artikelnya. Karena kadang, jasa penulis artikel yang murahnya kebangetan, membuat artikel dengan cara tidak benar.

Hanya mengejar tools plagiarism. Namun ketika dibaca, aduuh! Tidak manusiawi sama sekali. Maka dari itu, tetap kami rekomendasikan nulis sendiri. Jika tidak punya waktu atau skill, ya cari jasa artikel yang tidak spinner atau copas.

Jika Anda tidak begitu memiliki budget, ada kok jasa penulis artikel yang tidak spinner namun harganya standar. Jadi tidak begitu mahal dan tidak begitu murah. Anda lebih baik bayar daripada mencuri. Apalagi jika artikel tersebut untuk bisnis yang menghidupi kehidupan Anda.

Penutup

Demikian sedikit informasi mengenai Dampak Buruk Artikel Spinner yang harus Anda ketahui. Selain secara etika Anda sudah berbuat kecurangan, ternyata artikel spinner juga tidak baik untuk masa depan blog Anda. Semoga bermanfaat…

3 pemikiran pada “Dampak Buruk Artikel Spinner: Resiko Etika dan Realita”

Tinggalkan komentar