Apa itu Struktur SILO SEO: Penerapan Internal Link Building

Salah satu konsekuensi aturan main algoritma adalah skematis. Artinya, algoritma itu terstruktur, ter-nominalkan, serta teratur. Termasuk website dalam search engine result page (SERP). Sehingga dikenal struktur SILO untuk SEO.

Nah, kali ini kami akan mengulas secara lengkap apapun yang berhubungan dengan SILO untuk SEO.

Apa itu Struktur SILO untuk SEO?

Hingga saat ini, kami belum mengetahui istilah SILO itu berasal dari mana.

Namun jika kita telisik dari KBBI, Silo adalah tempat menyimpan hasil pertanian (biji-bijian) dalam jumlah besar.

Dalam bahasa Inggris, dikutip dari kamus cambridge, Silo memiliki arti yang sama, yakni: “round tower on a farm for storing grain or winter food for cattle”.

Dari pengertian tersebut, maka kita bisa sambung-sambungkan.

Dalam SEO, struktur SILO adalah metode penempatan konten berdasarkan kategori, sub-kategori, yang tersusun oleh bangunan link yang terstruktur.

Singkatnya, struktur SILO adalah pemetaan konten website berbasis link building.

Kenapa Harus Pake SILO SEO?

Seperti yang kita ketahui, Strategi SEO dilakukan untuk mempercepat crawling Search engine dan menaikkan ranking website.

Google sebagai search engine terbesar di dunia, memiliki bot atau mesin perayapan. Fungsinya untuk mendeteksi keberadaan website beserta konten yang ada didalamnya.

Setelah itu, akan di filter untuk ditampilkan pada SERP.

Salah satu metode paling dominan yang dilakukan bot Google ketika melakukan crawling adalah  merayapi link.

Bot Google merayapi sebuah website melalui link.

Ibaratnya nih, “Seorang yang memiliki relasi kuat (orang dalam/link), akan jauh lebih mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.”

Bot Google juga melakukannya!

Google lebih cepat mengenali website, ketika ada link yang mengarah pada website tersebut. Maka dari itu, link building itu penting banget!

Nah, disinilah struktur SILO berperan sebagai pengokoh (pemerkuat) bangunan internal website Anda.

Manfaat Struktur SILO untuk Website

silo struktur ibarat almari

Kita ibaratkan lagi.

Pernah lihat lemari yang di dalamnya banyak baju? Yups, coba bayangkan.

  • Ada lemari satu isinya terstruktur. Bagian atas baju-baju resmi, di tengah ada baju sehari-hari, di bawah ada celana, di bagian yang paling lebar ada jas resmi.
  • Satu lagi ada lemari, isinya sama, tapi kacau! Sepatu dicampur dengan baju resmi. Baju sehari-hari porak-poranda di bawah. Plus jas resmi tertindih tidak karuan.

Nah, jika Anda adalah orang normal, lebih suka yang mana?

Tentu saja suka lemari yang isinya rapi dan terstruktur.

Bot Google juga demikian. Mesin ini terbentuk oleh algoritma yang terstruktur, sehingga suka yang terstruktur pula.

Secara tidak langsung, SILO sangat penting untuk SEO. Tujuannya, agar bot Google lebih suka website Anda daripada yang lain.

Selain itu, ada manfaat lain dari SILO, diantaranya:

1. Estetika Website

Bermain website itu tidak hanya berpikir tentang menyenangkan bot Google.

Anda perlu menyenangkan pengunjung website Anda, sehingga mereka betah berlama-lama di dalamnya.

Maka dari itu, skema hierarki SILO ini menunjang estetika website yang Anda miliki. Semakin terstruktur website Anda, semakin nyaman pula pengunjung berada di dalamnya.

2. Memudahkan Navigasi

Jika Kalian memiliki website dengan struktur yang teratur, maka navigasi website Anda akan lebih mudah dan nyaman.

Semakin mudah navigasi website Anda, semakin rendah pula bounce rate page yang Anda miliki.

Sehingga, potensi konten Anda masuk di ranking atas semakin besar.

3. Kategorisasi Konten

Konten yang terkategorisasi akan membuat website Anda semakin kuat. Sebab, kategori merupakan bagian yang sangat dipertimbangkan bot Google.

4. Kredibilitas

Konten yang tersusun dengan baik, akan menciptakan kredibilitas. Sebab, kepercayaan pengunjung akan semakin naik jika website Anda spesifik.

Sehingga, Struktur SILO ini kurang cocok dilakukan pada blog gado-gado.

5. Mengokohkan Pondasi Website

Dasar bangunan SILO Struktur adalah Artikel pilar. Ada satu konten utama yang disokong dengan konten lainnya.

Sehingga, menciptakan kekuatan website yang siap diadu di SERP.

Menerapkan Struktur SILO pada Konten Website

Proses penerapan SILO Structure for SEO itu tidaklah mudah.

Namun, kami akan ulas secara sederhana, sehingga Anda tidak bingung menerapkannya.

Komposisi Struktur SILO

Penerapan SILO pada Konten Website

Kok kayak makanan sih? Pake ada komposisinya.

Hehe… Karena dasar struktur SILO adalah link building dan relevansi konten, maka ada tiga komposisi yang perlu Anda persiapkan untuk membuat SILO SEO. Diantaranya:

  • Artikel Pilar: Sebuah konten tulisan yang detail, panjang, SEO Friendly, dan secara struktur artikel pantas untuk berkompetisi di halaman pertama Google. minimal 1500 kata.
  • Artikel Cluster: Istilah yang kami gunakan untuk artikel penyokong minimal 1000 kata. Pembahasan juga detail dan siap mendukung artikel pillar. Jumlahnya minimal 2 artikel.
  • Artikel Content: Rentetan artikel 500 kata yang membahas secara spesifik dan praktis. Tetap harus memenuhi kaidah SEO dan mudah dipahami.
Baca juga:  Karakteristik Artikel SEO Friendly, Kamu Harus Tahu

Jika Anda belum memiliki tiga artikel pondasi SILO tersebut, boleh pesan di SIPWriter.

Pengeksekusian!

Pada pembahasan ini, kami akan jelaskan penerapan struktur SILO pada artikel (bukan pada halaman). Sehingga akan jauh lebih spesifik dan mudah dipahami.

Proses menerapkan struktur SILO harus dilakukan secara pelan-pelan. Alasannya:

  • Artikel agar terindex terlebih dahulu
  • Optimasi biar bisa maksimal

Adapun langkah-langkah yang bisa Kalian lakukan adalah:

1. Upload Artikel Pilar

Langkah pertama adalah upload artikel pilar yang Anda miliki. Jika itu memang artikel pilar, maka internal link hanya boleh dikeluarkan untuk:

  • Artikel pilar lain (yang masih relate)
  • Page yang memiliki relevansi (atau yang akan dioptimasi)
  • Homepage (hanya jika diperlukan)

Sebisa mungkin, artikel pilar jangan memberikan link internal ke artikel pendukung. Sebab nantinya hierarki-nya akan kacau.

*NB: Pada dasarnya, tidak masalah jika tetap ingin memberikan link ke artikel pendukung, namun pastikan artikel tersebut memiliki relevansi.

2. Dukung dengan Artikel Cluster

Tunggu beberapa waktu hingga artikel pilar Anda tercrawl oleh bot Google.

Cek menggunakan Google Analytic ataupun Google Search Console. Jika dirasa sudah tercrawl, cek apakah sudah muncul di tampilan Search Engine (SERP).

Seringkali, Artikel pilar yang diupload memiliki dua kemungkinan:

  • Tampil di halaman atas karena dampak Google Honeymoon
  • Hilang di page bawah sebab website memiliki authority yang minim

Apapun kondisi, lebih baik pastikan upload artikel cluster ketika artikel pilar sudah tercrawl.

Cara upload dan link building artikel Cluster pada dasarnya gampang:

  • Arahkan satu link ke artikel pilar
  • Arahkan 1-5 link ke artikel cluster lain

Tentunya, dengan anchor yang sesuai dan berbeda. Hindari menggunakan anchor link yang sama. Sebab, hal tersebut menyebabkan ketidaknaturalan.

Jika memang kepepet, bisa gunakan, “Baca juga: …” atau “Artikel terkait: …”

3. Upload Artikel Content

Sebelum mengupload artikel content, tetap pastikan artikel cluster sudah terindex juga.

Jika sudah, maka silahkan upload dengan skema yang sama.

  • Arahkan link ke artikel cluster yang terkait
  • Arahkan link ke artikel content lainnya

Tentu, juga dengan anchor text yang relevan dan natural.

Karena itulah, penerapan struktur SILO untuk konten dalam artikel ini tidaklah mudah dan cepat. Anda perlu melakukan secara pelan dan terstruktur.

Sehingga, bangunan website yang Anda buat menjadi kokoh dan kuat!

Gambar struktur SILO yang sudah jadi:

 

stuktur silo secara sederhana

Perencanaan Pembuatan Struktur SILO

Seperti yang sudah kami singgung sebelumnya, struktur SILO tidak bisa diterapkan secara instan.

Namanya saja struktur, jadi perlu sistematik dan perencanaan yang jelas.

Maka kami akan jelaskan secara detail, bagaimana proses perencanaan pembuatan SILO yang mudah.

1. Perbaiki Struktur Website

Langkah pertama dan yang paling utama adalah memperbaiki pondasi SEO teknikan Anda.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Tema yang responsif
  • Kecepatan website yang mumpuni
  • Struktur link (permalink) yang paten
  • Tampilkan breadcrumb
  • Perbaiki kategori dan subkategori
  • Jangan lupakan untuk cek broken link

Setelah struktur website Anda terbangun dengan baik, maka website Anda siap dimasuki konten untuk memaksimalkan struktur SILO.

2. Riset Keyword Tertarget

Langkah selanjutnya adalah melakukan riset keyword.

Tujuan riset keyword ini adalah menentukan target pengunjung yang Anda inginkan. Hasil dari riset keyword ini diantaranya:

  • Keyword utama (KU)
  • Keyword turunan (KT)
  • Keyword pendukung (KP)

KU digunakan untuk pembuatan artikel pilar. KT digunakan untuk artikel cluster. Sedang KP digunakan untuk artikel content.

Analisa keyword ini bisa Anda lakukan dengan Tools gratisan. Diantaranya:

semrush free

Anda juga perlu menganalisis persaingan keyword. Gunakan Ubersuggest atau Semrush untuk melakukannya.

Cari data tentang keyword gap dan analisis keyword apa yang paling potensial menjadikan konten Anda di halaman pertama.

Kita misalkan,

Keyword utama: Jasa pembuatan website

Maka keyword turunan bisa Kalian dapatkan dengan penelusuran Google seperti gambar di bawah:

jasa pembuatan website SERP

Diantara keyword turunanya adalah:

  • Jasa pembuatan website toko online
  • Jasa pembuatan website profesional
  • Jasa pembuatan website perusahaan

Namun, hal ini kemungkinan besar akan berpotensi terjadinya duplicate content dalam satu website. Sehingga, Kalian lebih baik buat isi topik secara baik sehingga tidak ada pembahasan yang dilakukan dua kali dalam satu website.

Misal: 

  • Jasa pembuatan website toko online > bisa diconvert menjadi jasa buat Web Shop (Dimana, isinya membahas topik-topik lain yang belum dibahas di artikel pillar.)
  • Jasa pembuatan website profesional > bisa diconvert jadi jasa webiste terbaik Indonesia (dengan topik yang belum dibahas di artikel pillar.
Baca juga:  Blog Gado-gado Vs Blog Micro Niche: Lebih Profit Mana?

Intinya, long tail keyword hanya dijadikan sebuah referensi untuk memperluas topik. Sehingga tidak terjadi pembahasan berulang dalam satu website. Sebab, duplicate content adalah salah satu hal yang sangat tidak baik untuk website (apalagi website yang authoritinya masih sedikit).

Sedangkan Keyword pendukung bisa Anda dapatkan dari “Penelusuran terkait” atau “Orang juga bertanya”

Keyword turunan jasa pembuatan website

Keyword pendukung yang bisa Anda ambil adalah:

  • Biaya jasa pembuatan website
  • Perbedaan co id dan com
  • Rekomendasi jasa pembuatan website
  • Dan hal-hal lain yang berhubungan dengan website.

penelusuran terkait dan pertanyaan

Itu adalah cara yang paling simpel untuk mencari keyword di penelusuran Google. Jika Anda ingin lebih spesifik dan jelas, gunakan tools seperti Semrush atau Ubersuggest.

Intinya, Keyword Pendukung dan Keyword Turunan bebas diambil dari manapun. Asalkan masih memiliki relevansi dengan artikel pillar. Sehingga tidak terjadi kanibalisme konten atau duplicate content dalam satu website.

Semakin baik keyword yang Anda temukan, semakin baik pula struktur SILO yang nanti akan terbentuk.

3. Pembuatan Konten

Jika sudah melakukan riset keyword, sekarang waktunya membuat konten.

Struktur SILO yang diaplikasikan pada optimasi konten berfokus pada pembuatan artikel dengan skema yang terstruktur.

Artinya, artikel dibuat dengan tidak sembarangan. Semua sudah diperhitungkan, sehingga satu konten dengan konten lain bisa saling mendukung dan menguatkan.

Artikel Pilar

Dibuat dengan spesifik, detail, dan menyeluruh. Fungsinya dijadikan konten andalan untuk kekuatan website yang Anda miliki. Dalam bahasa yoast SEO, namanya adalah cornerstone content.

Anda juga bisa menarget dua keyboard sekaligus. 1 keyword utama dan 1 sub-keyword. Biasanya mentarget keyword dengan kompetitor besar atau bervolume besar.

Jumlah kata minimal menurut kami adalah 1500. Semakin banyak semakin baik, tapi harus tetap memiliki esensi (tidak mbulet-mbulet isinya).

Artikel Cluster

Jenis artikel SEO ini dibuat sesuai standar SEO. Artikel semi-pilar yang digunakan untuk mendukung penjelasan di dalam artikel pilar.

Keyword yang ditarget dalam kategori sedang namun tetap berkaitan dengan topik dalam artikel pilar.

Jumlah minimal kata dari artikel cluster menurut kami adalah 800 kata.

Artikel Content

Berfungsi sebagai artikel pendukung Cluster. Minimal memiliki panjang kata 400 kata dengan pembahasan yang spesifik dan fokus.

Keyword yang ditarget memiliki persaingan yang rendah.

Jika tiga jenis artikel di atas sudah tersedia, maka Anda hanya perlu berlanjut ke langkah yang terakhir.

4. Mengatur Konten secara Terstruktur

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya, struktur SILO untuk konten perlu dilakukan secara sistematis.

  • Artikel pilar di post hanya boleh memberikan link ke page, homepage, dan artikel pilar lain dengan syarat tetap memiliki relevansi

pilar ke page

  • Artikel cluster di post tidak boleh memberikan link pada artikel content

cluster ke cluster

  • Artikel content dipost boleh memberikan ke semua konten di dalam website (dengan syarat masih memiliki relevansi)

content ke cluster

Aturan di atas memang tidak baku. Hanya berdasarkan pengalaman yang kami lakukan.

Sehingga, jika Kalian tidak mengikuti strategi di atas, maka juga tidak masalah. Sebab dalam praktik SEO (apalagi strategi On Page), setiap orang tentu memiliki pengalaman masing-masing.

Pelarangan-pelarangan tersebut dilakukan agar website Anda terstruktur dengan baik.

Jangan sampai ada tumpang tindih antara artikel pilar, content, dan cluster. Sebab, hal tersebut sangat penting dalam struktur SILO.

Jika Kalian sembarangan memberikan link internal ke konten, maka hierarkinya akan kacau, seperti gambar di bawah ini:

hierarki website yang kacau

Sehingga tidak jelas mana artikel utama dan mana artikel pendukung.

‘Kesalahan’ Praktik SILO dan Link Internal Building

Dalam praktik SILO dan link building, ada beberapa hal yang “menurut kami” salah. Diantaranya adalah:

1. Anchor Link yang Tidak Relevan

Terlihat memaksakan anchor link sangatlah buruk bagi kesehatan website Anda.

Alasan logisnya, pengunjung akan tertipu ketika mengklik anchor tersebut. Ternyata isinya tidak sesuai yang mereka pikirkan.

Hal itu bisa meningkatkan bounce rate page dari website Anda.

2. Anchor Link pada Halaman sama

Beberapa orang mengarahkan link pada halaman itu sendiri. Secara teoritis, hal tersebut tidaklah berguna.

Namun jika Anda merasa dengan begitu konten lebih terlihat elegan, ya tidak masalah. Hehehe…

3. Link ke Kategori

Banyak orang yang menemukan mengarahkan link internal ke kategori itu diperlukan.

Namun ada pendapat lain juga mengatakan hal tersebut tidak ada gunanya.

Menurut kami, hal tersebut sah-sah saja, asalkan ada relevansinya. Artinya, jangan sampai halaman kategori tersebut ternyata membuat pengunjung kecewa.

4. Link ke Artikel yang Tidak Relevan

Dalam satu rancangan struktur SILO, konten dibuat secara terstruktur. Sehingga tidak ada tumpang tindih dan memiliki relevansi satu sama lain.

Maka dari itu, ketika memposting, pastikan tidak mengarahkan link pada postingan yang tidak sesuai (tidak relate).

Baca juga:  Mengenal Backlink Edu dan Fungsinya

Bangun link website Anda sesuai rencana SILO di awal. Hindari memasukkan link-link yang tidak relate yang malah membuat bangunan struktur SILO Anda menjadi rusak.

5. Tidak Menyertakan Eksternal Link

Kesalahan yang selanjutnya adalah tidak memberikan eksternal link.

Memang sih, SILO ini digunakan untuk optimasi link internal. Namun tetap jangan lupakan link eksternal.

Pastikan ada eksternal link minimal 0,3% – 1% dari seluruh artikel. Jadi, jika jumlah kata artikel Anda 1000, ya minimal ada 3 link eksternal.

6. Memberikan Link Nofollow

Satu kewajiban yang harus Anda lakukan ketika membangun struktur SILO untuk konten website adalah pemberian link nofollow.

Di berbagai tools SEO, rel nofollow adalah sebuah masalah.

Sebab, script tersebut difungsikan agar Google tidak merayapi page yang diberikan link.

Mungkin sah-sah saja jika itu adalah backlink. Namun untuk link internal, maka usahakan jangan sampai memberikan atribut nofollow. Pastikan dofollow untuk memudahkan bot Google mendeteksi bangunan SILO website Anda.

7. Tidak Memberikan Backlink

Ingat, sekuat apapun SILO yang Anda bangun, tetapi tidak ada link eksternal yang masuk, maka bot akan kesulitan mengenali website Anda.

Backlink tetap perlu Anda dapatkan. Namun hal tersebut tidak jauh lebih penting ketimbang membuat konten yang berkualitas.

Sehingga, fokus dulu ke pembuatan struktur SILO yang Anda rencanakan, baru jika sudah selesai, dapatkan backlink kontekstual yang relevan dengan konten Anda.

Bagaimana Cara Memulainya?

Jika Anda membaca baik-baik penjelasan sebelumnya, maka tentu akan tergambar jelas apa yang harus dilakukan.

Namun jika belum, mungkin Anda bisa memulai dengan langkah praktis berikut:

  1. Pesan paket artikel pilar di SIPWriter
  2. Setelah itu, baca instruksi yang diberikan
  3. Upload secara berkala di dalam website Anda

Produk artikel pilar dari SIPWriter memberikan arahan posting sehingga bisa menciptakan struktur SILO untuk SEO website Anda.

Maka dari itu, jika Anda tidak suka cara manual. SIPWriter siap membantu!

mengenal jasa artikel pilar SIPWriter

Pertanyaan (QnA) Seputar Struktur SILO SEO

1. Apa itu Struktur SILO untuk SEO?

Singkatnya, struktur SILO adalah strategi pembangunan link internal yang sistematis agar tercipta bangunan website yang kokoh dan kuat di SERP.

2. Apakah SILO hanya bisa digunakan untuk satu topik dalam satu website?

Tentu saja tidak. Anda bisa menentukan tema besar dalam website Anda. Setelah itu, buat beberapa topik umum yang paling sering dicari.

Nah, pada topik-topik itulah, struktur SILO dibutuhkan. Sehingga tidak ada tumpang tindih antar satu topik dengan topik lain.

Struktur SILO membuat website Anda menjadi lebih ter skema meskipun membahas ragam topik yang berbeda-beda.

Sehingga, terserah Anda ingin membuat Struktur SILO berapapun di dalam website. Semakin banyak, maka semakin besar pula potensi Anda mendapatkan traffic dari mesin pencarian.

3. Apakah SILO bisa dilakukan tanpa Backlink?

Seperti yang sudah kami jelaskan sebelumnya. SILO dan backlink adalah dua hal yang berbeda dalam optimasi SEO. Maka dari itu, keduanya tetap diperlukan.

Sehingga, meskipun Anda sudah membuat struktur SILO, pastikan tetap mencari backlink dari website lain yang memiliki relevansi dengan topik Anda.

4. Apakah nggak boleh buat Artikel tanpa SILO?

Ya boleh dong. Dalam teori SEO apapun, semuanya bersifat optional.

Monggo jika ingin diterapkan, silahkan jika tidak. Sebab, website Anda ya miliki Anda sendiri.

Adanya struktur SILO beserta teorinya dilakukan untuk memaksimalkan potensi website masuk pada rank yang diinginkan.

Jadi, jika Anda tidak menargetkan hal tersebut. Kenapa harus ribet dengan SILO dan SEO?

Cukup sadari tujuan website yang Anda miliki, lakukan apa yang diperlukan. Itu saja.

5. Apakah Struktur SILO bisa Menjamin Page One?

Perlu dimengerti, tiada yang tahu bagaimana isi hati bot Google.

Jadi, tidak ada yang bisa menjamin sebuah konten bisa langsung page one. Sebab, terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya.

Intinya, struktur SILO adalah salah satu pendukung untuk optimasi SEO.

Sehingga, meskipun tidak menjamin page one,  minimal Struktur ini bisa mendukung kekuatan website Anda agar lebih kompetitif.

6. Kenapa setelah menerapkan SILO tetap tidak Page One?

  • Mungkin authority website Anda kurang kuat dibanding kompetitor.
  • Jika tidak, konten yang Anda miliki kurang memuaskan pengguna.
  • Kemungkinan lain, tampilan website Anda kurang menawan. Sehingga kalah dengan website yang lebih menawan.

Jangan hanya salahkan SILO jika tidak page one. Tapi ada banyak faktor lain, diantaranya adalah backlink dan authority website.

Penutup

Struktur SILO memang tidak wajib diterapkan dalam sebuah website. Namun untuk memaksimalkan SEO website Anda, tidak ada salahnya mencoba bukan? Gaskan!

9 pemikiran pada “Apa itu Struktur SILO SEO: Penerapan Internal Link Building”

    • Pertanyaan yang sangat bagus sekali kak,
      Dalam eksekusi yang kami lakukan selama ini dalam pembuat artikel, keyword turunan (KT) dan keyword pendukung (KP) yang kami gunakan selalu menggunakan keyword yang tidak ada pembahasan di dalam pilarnya. Artinya, KT + KP yang kami maksud disini bukan long tail keyword. Kemungkinan besar membahas topik lain yang relate dengan artikel pilar. Sehingga, masih ada potensi anchor yang bisa diarahkan dari KP ke KT atau KT ke KU.
      Jadi, jika kita menemukan pemesan artikel dengan keyword yang sempit pembahasannya, kami akan perlebar dengan menarik topik pilar lebih umum atau meminta rekomendasi dari pemesan, kira-kira topik lain apa yang bisa relate dengan artikel pilar. Jadi, tidak akan ada kanibalisme konten ataupun duplicate content di dalam satu pembuatan artikel pilar dengan penerapan SILO yang biasa SIPWriter lakukan. Seperti itu kak, 🙂

      Balas
  1. Pembahasannya cukup lengkap, yang kami tanyakan;

    1. Jika dalam blog sudah ada banyak artikel, misal 100 gitu, dan dulunya tanpa struktur seperti di atas (SILO),
    – apa harus dibongkar satu-satu, dan dirubah seperti di atas (SILO)?,
    – jika dibongkar, apa tidak mempengaruhi index yang sudah ada?

    2. Di blog kami ada beberapa artikel utama yang berisi daftar (listicle), dimana penjelasan detail dari artikel utama tsb ada di artikel lain (8 – 12 artikel), jadi tidak mungkin digabung.
    – kalau listicle spt itu bagaimana menerapkan SILO nya?, karena antar artikel detail ada link, dan dari artikel utama, ada link ke artikel detail tadi.

    Terima Kasih SIPWriter, semoga berkenan menjawab.

    Balas
    • Halo kak, mohon maaf kami telat membalasnya, pertanyaan yang cukup menarik kak. Kami akan menjawab sesuai dengan pengalaman kami 😕

      1. Kami sering sekali menjumpai hal semacam itu, jadi blog sudah berisi banyak sekali artikel, tidak hanya puluhan, ratusan, tapi bahkan juga ribuan. Nah, apakah harus di bongkar? Jawaban dari kami tidak perlu kak. Kami tetap percaya jika artikel yang sudah ada itu lebih baik diperbaiki, bukan dihapus. Jadi, untuk penerapan struktur SILO SEO-nya dilakukan pada artikel baru. Sehingga, kami tidak akan ambil keyword yang berkemungkinan duplicate atau kanibal dengan artikel yang sudah ada. Kami ambil topik yang masih relevan tapi dengan keyword yang belum pernah ditulis dalam website tersebut. Namun, jika pemesan ingin dibongkar, kami tidak memepermasalahkannya (mungkin masalah estetika juga). Terlebih jika artikelnya belum terindeks ataupun belum masuk rank atau tidak pernah mendapatkan traffic dan belum pernah mendapatkan backlink, monggo dibongkar. Jika sudah pernah disuntik backlink, kami rekomendasikan untuk tidak menghapus. Isinya boleh dihapus, tapi jangan sampai linknya jadi broken.

      Jika dibongkar, kami rasa tidak begitu mempengaruhi index (mungkin tergantung umur websitenya juga). Sebab dengan pengalaman kami, 60% kecepatan index itu bergantung dari off-page, 40%-nya onpage. Tapi proses pembongkaran atau perombakannya kami rasa tidak perlu sampai merusak postingan yang sudah bertraffic atau sudah mendapatkan backlink. Kami tetap berpendapat jika artikel yang sudah ada, lebih baik direvisi dan dikembangkan. Bukan dihapus begitu saja. Intinya, link yang sudah terindex itu harus tetap ada, entah mau diganti konten atau kontennya direvisi. Jadi SILO itu optional. Ndak wajib.

      2. Permasalahan penerapan SILO dalam SEO itu menurut kami masih sebatas teori kak. Kami merasa hal tersebut efektif hanya berdasarkan dari pengalaman beberapa tahun ini. Bahkan SILO menurut kami mungkin saja beda dengan SILO yang lain. Jika kakak membaca artikel tentang SILO dari Ahrefs, mereka malah tidak merekomendasikan. Namun, silo kami beda dari SILO Aherf, SILO menurut SIPWriter itu sepertinya sama seperti pembangunan skema content piramida dalam artikel Aherf tersebut. Jadi, kami punya hierarki konten. Dimana, satu pillar (KU) disokong beberapa cluster (KT), satu cluster disokong oleh beberapa content (KP). Proses link building juga jelas, tidak boleh saling link, tidak boleh link ke artikel tingkatan bawahnya, dan artikel KT & KU tidak boleh link ke page ataupun homepage. Jadi, jika sudah ada artikel yang terindex, lebih baik dimaksimalkan saja isi kontennya. Tidak perlu dirombak untuk menerapkan SILO (Sebab menurut kami SILO itu terstuktur dari awal, bukan konten yang sudah dipublis kemudian di edit2 lagi). Jadi, saran kami, artikel utama dari kakak yang sudah ada, ya biarkan yang seperti itu atau perbaiki dari segi kontennya. Boleh diberikan link asalkan relevan anchornya. Tidak perlu dirombak ke struktur SILO karena hal itu Opsional. Kami sarankan untuk bikin konten lain dengan menerapkan SILO kak. Jika memang sudah kehabisan konten, kami sarankan fokus ke off-page saja.

      Mungkin seperti itu pendapat dari kami tim SIPWriter kak. Dengan keterbatasan ilmu kami, kami hanya menjawab berdasarkan pengalaman. Sebab kami rasa, pengalaman SEO setiap praktisi itu beda-beda. Kami mengungkapkan dari pengalaman kami di writing agency beberapa tahun terakhir ini.Tetap Semangat dan terus mencoba kakak! Terima kasih telah memberi komentar. 🙂

      Balas
  2. Apakah artikel content tidak bagus jika harus memberikan internal link ke artikel pilar? Padahal artikel pilar biasanya menembak kw dg jumlah 2-3 kata. Dan kw tersebut pastilah disebut jika kita buat beberapa artikel konten.

    Balas

Tinggalkan komentar