Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk, Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya, demikian salah satu bait dalam karya Taufik Ismail yang berjudul Tirani dan Benteng. Puisi tak melulu bertemakan cinta, ada pula rangkaian puisi lingkungan.
Puisi menjadi bagian dari karya sastra berupa karangan bernilai estetik hasil dari kegiatan kreatif manusia dalam mengekspresikan pikiran serta perasaan menjadi wujud bahasa, sebagai cerminan kehidupan pada masyarakat.
Contoh Puisi Lingkungan
Puisi lingkungan salah satu karya sastra yang muncul untuk dapat difungsikan sebagai upaya keberpihakan terhadap kondisi alam atau lingkungan yang merupakan latar dan dasar dari kehidupan manusia di muka bumi, sehingga menggambarkan relasi antara manusia dan alam.
Puisi lahir memang tak sepenuhnya dapat diharapkan untuk mengubah dunia, puisi lebih sering berujar tentang bagaimana mengucap dunia ketimbang bagaimana menciptakan atau angan-angan mengubah dunia.
Dan puisi jeni ini adalah ucapan atas hadirnya jawaban keprihatinan para penyair akan perlakuan manusia yang terus bersikap semena-mena memperlakukan alam tempatnya bernaung. Bagaimana karya satra hadir mengucap puisi alam semesta, mari simak bersama.
1. Puisi Lingkungan Singkat
Referensi pertama puisi lingkungan pendek datang dari sastrawan Indonesia berdarah sunda kelahiran Tasikmalaya. Seperti apa narasi puisi alam karya Acep Zamzam Noor, nikamtilah.
“Siapakah”
Karya: Acep Zamzam Noor
Siapakah yang menyiramkan hijau.
Ketika punuk bukit kembali bersemi.
Siapakah yang menumpahkan biru.
Ketika ombak berkejaran dengan sunyi.
Siapakah yang menggambari langit.
Dengan kuas sehalus awan pagi.
Siapakah yang mengukir udara.
Dengan pahat selentur jemari.
2. Puisi Lingkungan Hidup
Puisi Lingkungan tentu dapat menggambarkan kondisi sekitar. Berikut puisi alam hidup dalam perjalanan seekor burung yang dipersembahkan Pablo Neruda, penyair Spanyol terbesar abad ke 20. Pada tahun 1971, Neruda mendapat Penghargaan Nobel dalam Sastra.
“Burung”
Karya: Ricardo Eliecer Neftalí Reyes Basoalto alias (Pablo Neruda)
Hal ini dilepaskan—
dari satu-burung, ke burung lainnya.
seluruh karunia hari.
Hari pun pergi—
dari satu seruling –ke seruling lainnya.
pergi berpakaian vegetasi,
dalam penerbangan yang membuka terowongan
yang akan dilintasi angin menderu
tempat burung-burung memecahkan
udara padat biru –
dan di sana, malam pun kembali.
Ketika kembali aku dari banyak perjalanan,
aku pun istirahat dan hijau
antara matahari dan geografi –
kusaksikan bagaimana sayap bekerja,
bagaimana parfum ditransmisi.
oleh telegraf berbulu,
dan dari atas kusaksikan jalan,
mata air dan atap-atap genteng,
para nelayan dalam pelelangan mereka,
celana-celana busa,
kusaksikan semua itu dari atas langit hijauku.
Tiada kupunya alfabet lebih,
selain beburung walet dalam kawanan mereka.
betapa mungil, kemilau air.
dari burung mungil di atas kobaran api.
yang menari di luar serbuk sari.
3. Puisi Lingkungan Alam
Puisi Lingkungan Alam menjadi media mengabadikan gambaran peristiwa alam. Inilah yang dilakukan George Gordon, atau Lord Byron, penyair Inggris tahun 1800an paling terkenal flamboyan melukiskan letusan gunung Tamboran dalam kutipan puisi lingkungan berikut ini.
“Kegelapan”
Oleh : Lord Byron (George Gordon)
Aku punya mimpi, yang tidak semuanya mimpi.
Matahari yang cerah telah padam, dan bintang bintang.
Apakah berkeliaran gelap di ruang abadi,
Tanpa sinar dan tanpa jalan—
dan bumi, yang sedingin es.
Berayun buta dan menghitam di udara tanpa bulan.
Pagi datang dan pergi-dan datang –
dan tidak membawa hari.
Dan pria melupakan hasrat mereka dalam ketakutan.
Dari ini kehancuran mereka, dan semua hati.
…
Dari gunung berapi, dan obor gunungnya.
Harapan yang menakutkan ada di seluruh dunia.
Hutan dibakar – tetapi jam demi jam,
Mereka jatuh dan memudar—dan batang-batang, yang berderak.
Padam dengan tabrakan – dan semuanya hitam.
…
Tumpukan pemakaman mereka dengan bahan bakar, dan terlihat.
Dengan kegelisahan gila di langit yang kusam,
Selubung dunia masa lalu, dan kemudian lagi.
Dengan kutukan melemparkan mereka ke atas debu.
…
Angin layu di udara yang stagnan.
Dan awan binasa, Kegelapan tidak perlu.
Bantuan dari mereka – Dia adalah Alam Semesta.
4. Puisi Lingkungan Alam Sekitar
Membuat puisi alam tidak harus selalu berdasar pada hal-hal besar, puisi lingkungan alam sekitar yang sederhana pun dapat diracik ciamik seperti karya berikut.
“Hatiku Selembar Daun”
Oleh: Sapardi Djoko Damono
Hatiku selembar daun, melayang jatuh di rumput.
Nanti dulu – biarkan aku sejenak, terbaring di sini.
ada yang masih ingin kupandang
yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi,
sebelum kausapu tamanmu setiap pagi.
Hanya hanya suara burung yang kau dengar.
dan tak pernah kaulihat burung itu.
tapi tahu burung itu ada di sana.
hanya desir angin yang kaurasa.
dan tak pernah kaulihat angin itu.
tapi percaya angin itu di sekitarmu.
hanya doaku yang bergetar malam ini.
dan tak pernah kaulihat siapa aku.
tapi yakin aku ada dalam dirimu.
5. Puisi Lingkungan Masa Depan
Imaji dalam penulisan puisi alam tak terbatas pada keadaan yang sedang terjadi, namun juga bisa memberikan sebuah sebab akibat dalam kurun waktu tertentu akan sebuah peristiwa yang berlangsung. Seperti kutipan gambaran puisi lingkungan masa depan berikut.
“Sungai yang Beku”
Penulis : Mikhail Naimy, dalam Hams al-Jufūn.
…
(Lihatlah) pada pohon willow di sekitarmu.
yang sudah tak berdaun—dan tak indah lagi.
Ia duduk bersedih, setiap kali angin utara-berhembus.
Pohon kapuk berkabung meratapinya di atas kepala(sungai)-mu
dengan mematahkan ranting-rantingnya.
burung goldfinch pun-sudah tak mengulang-ulang
nyanyian lagi di atasnya.
…
pohon kapuk sudah lupa akan bencana –
dan cobaan yang telah menimpanya.
ia kembali menumbuhkan hidung (dahan-dahan) nya.
dan menggoyangkan rantingnya yang hijau.
kini masa mudamu telah kembali untuk—pohon willow.
setelah menjalani masa tuamu.
lalu burung goldfinch kembali bernyanyi.
di atas ranting-rantingnya untuk menggantikan gagak.
6. Puisi Lingkungan Rumah
Puisi lingkungan rumah tidak melulu harus dipandang secara harfiah dengan kata rumah sebagai tempat berteduh. Seperti puisi alam berikut, mengartikan rumah sebagai tanah air, tanah kelahiran.
“Resonansi Indonesia”
Penulis: Ahmadun YH
Bahagia saat kau kirim rindu
termanis dari lembut hatimu
jarak yang memisahkan kita
laut yang mengasuh hidup nahkoda
pula-pulau yang menumbuhkan kita
permata zamrud di katulistiwa: kau dan aku
berjuta tubuh satu jiwa
kau semaikan benih-benih kasih
tertanam dari manis cintamu
tumbuh subur di lading tropika
pohon pun berbuah apel dan semangka
kita petik bersama—
bagi rasa bersaudara: kau dan aku
Berjuta kata satu jiwa
kau dan aku, siapakah kau dan aku?
Jawa, cina, aceh, batak, arab, dayak, sunda,
Madura, ambon atau papua?
ah, tanya itu tak penting lagi—
bagi kita:kau dan aku.
berjuta wajah dan kata
yah, apalah artinya tembok pemisah kita?
apalah artinya rahim ibu yang berbeda?
Jiwaku dan jiwamu, jiwa kita
tulus menyatu dalam asuhan
Burung garuda.
7. Puisi Cinta Lingkungan
Puisi cinta lingkungan dapat dituangkan melalui rasa syukur atas segala elemen kehidupan alam, hal ini senada dalam puisi lingkungan yang diciptakan di Telukdalam pada 18 Oktober 2019.
“Pengakuan yang Jujur”
Oleh: Radius S.K Siburian
Di tiap ujung daun menjari—Tersimpan nada kagum
Di tiap Bentangan akar, bersembunyi nada taat
Di tiap pucuk pohon pinus—Bertunas nada syukur
Di tiap ujung paruh burung—terselip rasa kagum
Di tiap auman fauna—Terdengar rasa taat
Di tiap alat gerak animalia—Terbekas rasa syukur
Di tiap bibir pantai-pantai, tercium rasa kagum
Di tiap puncak gunung menjulang—tersimpan rasa taat
Di tiap muara sungai—terbentang rasa syukur
Di tiap hamparan samudra—Terbentang nada dan rasa
Kagum, taat, syukur semua—menyanyi kitab Kejadian sempurna.
8. Puisi Lingkungan 4 Bait
Salah satu contoh puisi lingkungan 4 bait adalah yang ditulis oleh Taufik Ismail, merupakan puisi alam yang mengisahkan sebuah pulau dengan segala hilir mudiknya.
“Taman Di Tengah Pulau Karang”
Karya : Taufik Ismail (1963)
“Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Dalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awan
Engkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmu
Dan perlahan melepas hijau daunan”
“Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati”
“Di pinggir Manhattan bergelegar pengorek karang
Merpati pun kaget beterbangan
Suara mekanik dan racun rimba baja
Menjajarkan pohon-pohon duka”
“Musim panas terengah melepas napas
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi
Badai pun memutar daunan dalam kerucut
Makin meninggi.”
10. Puisi Lingkungan yang Sehat
Puisi lingkungan yang sehat akan tercermin dari keadaan alam yang baik, seperti petikan puisi alam bertemakan bunga yang digubah oleh sang pujangga, seorang seniman, penyair, dan penulis kelahiran Lebanon, Amerika.
“Musim Bunga”
Oleh : Gibran Khalil Gibran
…
Mari kita ikut jejak-jejak,
Musim Bunga – yang melampaui
Ladang-ladang jauh, dan mendaki puncak-puncak perbukitan
Tuk menadah ilham dari aras ketinggian,
Di atas hamparan ngarai nan sejuk kehijauan.
…
Sulur-sulur daun anggur saling berpelukan bagai kekasih
Air kali pun lincah berlompatan menari ria,
Di sela-sela batuan, menyanyikan lagu riang.
Dan bunga-bunga bermekaran dari jantung alam,
Laksana buih-buih bersemburan, dari kalbu lautan
…
Curahan simfoni burung-burung yang berkicauan
dan berkelana riang dalam bayu mengasyikkan
Mari duduk, di batu besar itu—Tempat bunga Violet
berteduh dalam persembunyian, dan meniru
Kemanisan mereka dalam pertukaran kasih rindu.
11. Puisi Lingkungan 1 Bait
Salah satu puisi lingkungan 1 bait ditulis dalam bentuk narasi oleh jurnalis asal Samarinda Kalimantan Timur, beliau telah menulis berbagai puisi, cerpen, essai, sejarah, cerbung, karya ilmiah, sampai berita. Berikut kutipan puisi lingkungannya.
“Aku Ingin Mengajak Kau ke Hutan”
Karya : Akhmad Zailani
I
Aku ingin mengajak kau ke hutan. Berkelana—menulis puisi yang indah. Puisi tentang hutan. Mumpung belum punah. Sekalipun—keindahannya hanya sedikit. Tentang pohon-pohon, yang kita lihat disepanjang langkah.
Jangan takut ada harimau—ular, beruang. Atau binatang buas lainnya. Ada aku. Aku bisa menjadi lebih dari harimau. Untuk membunuh harimau. Atau aku bisa lebih menjadi ular, dan beruang—untuk membantai ular, dan beruang.
Untuk mengusir rasa takut kau. Tapi, tentu saja binatang binatang itu—Sudah tak ada lagi. Orang orang telah memelihara—di dalam diri. Ya, aku berharap di dalam hati. Bila aku dan kau beruntung—
Kita akan mendapati kupu-kupu yang terbang, mungkin akan ada bunga anggrek hutan—yang tumbuh liar, diantara pohon pohon besar, yang aku pun—tak tahu namanya, lalu kau berteriak girang “oh, indahnya”.
12. Puisi Lingkungan Hidup Bahasa Jawa
Puisi lingkungan ataupun genre puisi lain tidak hanya bisa dirangkai dalam bahasa Indonesia. Geguritan adalah sebutan untuk puisi yang ditulis dengan bahasa jawa. Berikut contoh puisi lingkungan hidup bahasa jawa.
“Lintang Panjer Rahina”
Karya: Slamet SA
Nalika bumi isih sepi—
Lintang panjer rahina wus tangi.
Menehi pepadang sagung dumadi—
Kang wiwit gumregah ngupoyo rejeki
Para among tani, wus ndelidir mecaki galengan—
Mbok bakul sinambiworo, wis sengkut makarya
Poro ngulama, tumungkul mengestu puja—
Poro santri, wiridan ngaji
Jago kluruk sesahutan—Melu tasbih marang Pangeran
Ndonyo wus gagat rahina—
Maringi maringi kalodangan janma—‘ngupadi pangupa juwa.
13. Puisi Lingkungan Sekolah 4 Bait
Puisi tentang lingkungan sekolah untuk anak SD yang berbentuk puisi lingkungan sekolah 4 bait akan menyangkut tema pendidikan, contoh puisi lingkungan dengan latar sekolah sebagai berikut.
“Bintang” – Chairil Anwar
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia –
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu –
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada –
Aku tahu itu dari awal kita bertemu,
Aku memperhatikan kata-katamu
14. Puisi Lingkungan Pantai
Ketika penyair membidik pantai sebagai objek, maka itu dapat menjadi bahan puisi lingkungan pantai. Seperti yang dilakukan sastrawan pujangga baru kelahiran Tanjung Pura, Sumatra Timur. Berikut puisi lingkungan gubahan Amir Hamzah.
“Di Tepi Pantai”— Amir Hamzah
Ombak berderai di tepi pantai.
Angin berembus lemah lembut.
Puncak kelapa melambai-lambai.
Di ruang angkasa awan bertabut.
Burung terbang melayang-layang.
Serunai berlagu alangkah terang.
Bersuka raya bersenang-senang.
Lautan haru hijau terbentang.
15. Puisi Lingkungan Desa
Menuangkan suasana yang biasa terjadi di kampung halaman dapat membentuk puisi lingkungan desa. Berikut contoh puisi lingkungan yang menggambarkan suasana pedesaan.
“Hutan Karet”— Joko Pinurbo
in memoriam: Sukabumi
Daun-daun karet berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.
Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang —
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar.—
Membelit kenangan terjal.
Sesaat sebelum surya berlalu
masih kudengar suara bedug bertalu-talu.
16. Puisi Lingkungan Bersih
Puisi lingkungan bersih dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan agar manusia merawat alam dan menjaga kebersihan agar hal buruk tidak menimpa bumi. Berikut contoh puisi lingkungan yang memberikan wejangan menjaga alam.
“Pesan Alam”— Haidi S
Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut rumah
Yang perlahan membuat
Mungkin kita harus ingat
Saat perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam.
Penutup
Sejatinya, puisi termasuk puisi lingkungan adalah bentuk merdekanya kata, pada bait yang tersampaikan lewat peluk rima pembaca, penulis, dan semua umat manusia untuk dapat berbahagia dengan sederhana.